BPS Siak Gelar Pelatihan Calon Petugas SEP UTP 2024
- Kamis, 30 Mei 2024 - 17:00 WIB
- Reporter : Hendra Bakti
HALILINTARNEWS.COM, PEKANBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Siak menggelar pelatihan Calon Petugas Survei Ekonomi Pertanian (SEP) UTP Tahun 2024.
Pelatihan ini dibuka langsung Kepala BPS Provinsi Riau, diwakili Statistik Ahli Madya Muji Basuki, didampingi Kepala BPS Kabupaten Siak Prayudho Bagus Jatmiko SST MSi.
Kegiatan digelar di Hotel Furaya, Pekanbaru berlangsung sejak tanggal 28 hingga tanggal 31 Mei 2024.
“Ada 13 petugas yang mengikuti pelatihan ini,” terang Prayudho, Rabu (28/5/2024).
Prayudho merincikan, dari total 13 orang yang mengikuti pelatihan sebanyak 10 di antaranya merupakan petugas atau para mitra statistik dan koordinator statistik.
Prayudho mengungkapkan, survey ekonomi pertanian yang dilakukan merupakan kelanjutan survey yang dilakukan tahun 2023 lalu.
“Sifatnya untuk mengetahui ongkos pengeluaran petani, sehingga ke depannya pemerintah dapat memetakan keadaan perekonomian petani di Siak,” jelas Prayudho.
Artinya, lanjut Prayudho, pada kegiatan survei ini seluruh pertani menjadi sasaran kegiatan, dengan mengambil beberapa sampel untuk memetakan segmen, seperti pertanian, tanaman pangan, perikanan di Siak.
Melalui kegiatan yang dilaksanakan, hasil dari kegiatan ini nantinya akan menjadi dasar pemerintah mengambil kebijakan terkait pertanian, karena untuk mengambil kebijakan harus berbasis pada data.
“Misalnya Dinas Pertanian akan menggunakan datanya dan berbagai macam aspek kepentingan pemerintah terkait pertanian,” ucap Prayudho.
Dijelaskannya, bahwa BPS ini merupakan lembaga pemerintah yang menyediakan data makro, nanti data yang dihasilkan akan dipakai instalasi teknis.
“Sid in mendengarkan dari Dinas Pertanian ada, mereka mendengar kan sehingga kalau ada pengambilan kebijakan mereka sudah paham konsepnya seperti apa. Mereka yang dilibatkan adalah mitra-mitra BPS turun ke lapangan, otomotis berdasarkan sensus pertanian kemarin,” lanjut Prayudho.
“Jadi saat ini kita sudah memiliki basis datanya, jumlah petani, perkebunan dan lainnya,” terang Prayudho.
Prayudho menyampaikan, BPS Siak pada kegiatan ini melatih terkait usaha tani. Kemudian pada survei lainnya juga mendata UPN perusahaan besar yang ada di Siak.
“Survei kita ini melihat ekonomi pertanian, kita melihat dari PDRB atau pertumbuhan pertanian di Siak. Produktivitas apa yang dihasilkan di Siak dan untuk meningkatkan. Karena itu, walaupun kita lihat pertanian meningkat. Petani belum tentu sejahtera, karena produktivitas meningkat lebih berdampak pada perusahaan sendiri,” jelas Prayudho.
Artinya, sebut Prayudho, produksi memang meningkat tapi yang meningkat itu adalah perusahaan.
Namun, menurut Prayudho, dari hasil survei yang dilakukan secara umum pertanian meningkat, output meningkat positif.
“Kita tak menggarisbawahi di situ. Struktur survey ekonomi ini biasanya dilihat lima tahun ke depannya, tidak setiap tahun dilakukan survei. Setelahnya, pemerintah dapat melihat petani tidak sejahtera karena banyaknya biaya seperti pupuk dan lainnya,” katanya.
Prayudho mencontohkan, misalnya biaya naik, sehingga pemerintah bisa mengambil kebijakan untuk menekan harga pupuk misalnya untuk membantu petani, ataupun menekan harga bahan bakar untuk membantu para nelayan.
“Artinya dimensinya banyak. Masalahnya berbeda-beda, contoh nya cabe mengapa fluktuatif. Dari situ kita melihat bagaimana ekonomi dari para petani. Intinya bagaimana mendata pengeluaran dari para petani, misalnya perikanan dia butuh BBM, kalau petani bagaimana biaya pupuknya,” lanjut Prayudho, menjelaskan.
“Kami hanya menyediakan data, insert nya. Tujuan dari survei ini sesuai dengan Indonesia Emas 2045 dan survei ini untuk memetakan kondisi ekonomi para petani di Siak,” pungkasnya. ***